Rabu, 27 Mei 2009

Fokus


SELUK BELUK PENERIMAAN CPNS DAN POLEMIK PENGANGGURAN DI KOTA JAYAPURA


Berdasarkan surat keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara No. 24 November Tahun 2008 No. B/476.P/M.PAN/11/2008 tanggal 24 November 2008 tentang Rincian Formasi CPNS 2008, maka unutuk tahun 2009 hampir setiap daerah mulai membuka penerimaan seleksi CPNS. Seperti halnya kota Jayapura sejak tanggal 11 Februari lalu panitia penerimaan seleksi CPNS mulai membuka pendaftaran bagi para pencaker di kota Jayapura untuk memperebutkan jatah formasi CPNS kota Jayapura.

Umum
Menurut Martinus Asmuruf, SH.MSi Kepala Badan kepegawaian kota Jayapura, untuk tahun 2008, yang dilaksanakan tahun 2009, formasi untuk umum ada tiga bidang yang dibuka pemerintah kota Jayapura, yaitu bidang pendidikan, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis dengan jumlah formasi sebanyak 336 orang. “Untuk pendidikan tersedia alokasi 215 untuk guru. Hal ini disebabkan kebutuhan akan tenaga pendidik yang ada masih sangat kurang. Sementara untuk tenaga kesehatan sebanyak 72 serta tenaga teknis sebanyak 49 orang,” kata Martinus Asmuruf.

Honorer
Untuk honorer mendapat jatah 895, ini mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2007 dan 2006 yang hanya sebanyak 91 dan 77 orang. Tenaga honorer yang dianggap memenuhi syarat adalah honorer yang tercatat dalam data base tahun 2005 berdasarkan keputusan gubernur, dan mendapat rekomendasi dari instansi masing-masing, selain itu ada pertimbangan lain seperti masa kerja dan usia. Sementara tenaga honorer yang belum diangkat masih ada sebanyak 125 orang, dan ini terkait dengan persoalan minimnya anggaran,“ ujar Martinus Asmuruf menambahkan. Banyaknya jatah untuk tenaga honorer, tahun 2008 menurut Martinus Asmuruf ditentukan oleh banyaknya formasi yang tersedia pada bidang umum. “Jika formasi yang tersedia pada honorer besar maka alokasi untuk umum akan lebih sedikit, dan sebaliknya bila alokasi untuk umum besar maka jatah untuk honorer akan dikurangi. Jadi harus ada balance diantara keduanya (Honorer dan umum),” imbuhnya.


Atlet Berprestasi
Perhatian khusus juga ditunjukkan pemerintah terhadap lulusan SLTA untuk atlet berprestasi, ditingkat nasional maupun internasional, yang telah mengharumkan nama daerah maupun bangsa. Untuk atlet Olimpiade, atau Para Olimpic minimal juara ketiga atau meraih medali perunggu, untuk atlet pekan olahraga Sea Games atau Para Games, minimal meraih medali perak atau juara kedua, sementara untuk atlet PON (Pekan Olahraga Nasional), dan POCANAS (Pekan Olahraga Cacat Nasional) harus meraih minimal juara pertama atau medali Emas, yang harus dibuktikan dengan sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh induk organisasi olahraga yang bersangkutan. Diluar dari ketiga poin tersebut diatas tidak dapat diakui dan diterima.

Faktor penarik
Berdasarkan data dari panitia penerimaan CPNS, sampai tanggal 16 Februari 2009 tercatat 1952 pelamar yang telah memasukkan berkas lamaran belum termasuk tenaga honorer. Dari data tersebut bisa dipastikan adanya ketidakberimbangan antara jumlah pelamar dengan alokasi CPNS yang tersedia. Menurut Asmuruf faktor utama yang menyebabkan membludaknya pencari kerja terutama saat penerimaan CPNS di kota Jayapura salah satunya adalah fasilitas publik yang ditawarkan kota Jayapura jauh lebih baik dari daerah-daerah lain di Papua, yang sebagian besar masih terisolir.

Kolusi
Sudah bukan rahasia lagi bila disetiap penerimaan CPNS ada oknum-oknum yang memanfaatkan moment ini untuk mencari keuntungan pribadi seperti praktek joki, percaloan, dan kolusi. Panitia penerimaan CPNS berusaha mengantisipasi dan meminimalisir hal-hal negatif seperti ini. “Sebelum H-1 kami telah melakukan rapat koordinasi, bersama dengan beberapa instansi lain yang diketuai oleh Sekda kota Jayapura. Dalam rapat tersebut telah ditegaskan untuk menghindari hal-hal tersebut, baik pelamar maupun panitia sendiri,” kata Martinus Asmuruf.

Himbauan
Untuk para pelamar Martinus Asmuruf menghimbau agar taat pada setiap ketentuan umum, yang berlaku seperti kelengkapan berkas dan batas usia maksimum disamping berdoa untuk mendapatkan hasil yang objektif dan optimal karena yang dibutuhkan adalah SDM (Sumber Daya Manusia), yang benar-benar berkualitas. Karena alokasi formasi yang terbatas dibandingkan jumlah pelamar, maka bagi pelamar yang tidak lulus tidak perlu berkecil hati. “masih ada kesempatan lain lagian sektor swasta banyak tersedia lapangan pekerjaan yang baik,” imbuhnya.


Kebijakan Pemkot
Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah kota bagi yang dinyatakan lulus harus menandatangani surat pernyataan untuk mengabdi minimal 15 tahun baru bisa mengajukan permohonan pindah ke daerah lain. Kenyataan diwaktu lalu banyak PNS yang baru mengabdi satu atau dua tahun sudah mengurus kepindahan kedaerah asalnya. ”Jika tidak demikian maka kita (pemerintah kota) akan dirugikan karena terjadi pengurangan formasi terutama para pendidik (guru), sementara kita masih sangat kekurangan tenaga pendidik di lingkungan kota Jayapura,” kata Asmuruf mengakhiri pembicaraan.

***

Kestabilan Perekonomian
Sementara itu di lain tempat Kepala Dinas Ketenagakerjaan kota
Jayapura Sabar Simbolon SE, terkait membludaknya pencaker di kota Jayapura mengungkapkan bahwa jumlah pencari kerja di kota Jayapura yang semakin meluap, menjadi salah satu permasalahan krusial bagi pemerintah kota. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain migrasi besar-besaran ke kota Jayapura, laju pertumbuhan penduduk, investor yang masih kurang, inflasi yang berfluktuasi, serta pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil.

Unemployment (Pengangguran terbuka)
Pengurusan kartu pencari kerja yang marak saat penerimaan formasi CPNS setiap tahunnya menjadi salah satu indikasi dan dasar perhitungan jumlah pengangguran di kota Jayapura. Menurut Sabar Simbolon jumlah pencari kerja untuk kota Jayapura tahun 2008 sampai dengan tanggal 16 Februari 2009 tercatat sebanyak 23.500 pencari kerja, namun jumlah ini belum dapat divonis sebagai total pengangguran terbuka (Open unemployment) secara keseluruhan. Angka ini masih bisa diklasifikasikan berdasarkan status pencari kerja, yaitu : pencaker yang benar-benar menganggur atau pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 17.000 pencaker, dan sisanya pencaker yang saat ini sedang bekerja baik dari sektor informal, maupun swasta. Jumlah pencaker tahun 2008 ini menunjukkan kenaikan 10 % dibanding tahun 2007. “Dari data ini 60 %-nya merupakan lulusan SLTA, sementara kenaikannya merupakan pencaker yang lulus pada tahun 2008, baik SLTA maupun perguruan tinggi, serta pencari kerja dari derah lain yang berduyun-duyun datang ke kota Jayapura, ” ungkap Sabar Simbolon.

Pencaker Asli Papua
Disnaker sendiri mengklasifikasikan pencaker yang berasal dari luar dengan penduduk asli Papua
Sampai dengan tanggal 16 Februari Disnaker mencatat data pencari kerja untuk orang Papua asli sebanyak 20.304 orang yang terdiri atas 11.990 laki-laki dan 8.314 perempuan. Dengan demikian pencaker yang berasal dari luar Papua di kota Jayapura sebanyak 3.196 orang. Dapat disimpulkan bahwa Pencaker asli orang Papua masih mendominasi jumlah pencaker di kota Jayapura yang mencapai 86% sedangkan sisanya berasal dari warga pendatang.

Tidak menjanjikan
Terkait soal fenomena banyaknya pencari kerja yang berlomba-lomba mendaftar CPNS, menurut Sabar Simbolon hal ini cukup mengherankan. ” Ditinjau dari segi penghasilan menjadi seorang PNS bukanlah pekerjaan yang menjanjikan, apalagi jika mereka tidak mempunyai pendapatan dari sektor lain, maka taraf ekonomi mereka tidak jauh beda dengan pekerja lainnya (Swasta atau Informal),” kata Sabar.

Alternatif
Menurut Sabar Simbolon cukup banyak alternatif yang disediakan pemerintah untuk menekan angka pengangguran misalnya pelatihan bahasa inggris, dan komputer, tata rias, driver yang nantinya dapat langsung terserap pada lapangan kerja yang membutuhkan. Selain itu pemerintah juga telah menggalakkan program padat karya, walaupun semuanya itu masih sering terbentur pada masalah pembiayaan. “Papua sebenarnya sangat luas dan punya potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan wira usaha sehingga pencari kerja yang tidak lulus CPNS tidak perlu bersikap stagnan atau apatis,” himbau Sabar. (foja OruCR 2-PatCR 8).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar