Kamis, 29 Oktober 2009

Kamis, 01 Oktober 2009

Kabupaten Yahukimo


Ones Pahabol pemimpin visioner
Lompatan besar yang dicapai Kabupaten Yahukimo dalam usianya yang ke tujuh tahun tidak lepas dari tangan dingin sang kepala daerah Ones Pahabol SE, MM. Semua yang telah diabdikan untuk daerah dan rakyatnya itu sudah mendapat pengakuan dari berbagai kalangan sendiri baik dari masyarakat Yahukimo sendiri maupun dari luar. Dalam kunjungan tokoh MPR RI beberapa waktu lalu dibuat terkagum-kagum dengan pembangunan daerah ini. Bahkan pada tahun 2006 lalu YCI Jakarta (Yayasan Citra Insani) yang merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial dan peningkatan sumber daya manusia memberikan penghargaan Citra Abdi Nusa 2009 kepada Ones Pahabol SE. MM atas dharma bhaktinya dan pengabdiannya kepada nusa dan bangsa Penghargaan ini diberikan dengan dasar penilaian, Ones Pahabol telah memberikan sumbangsihnya di bidang pembangunan baik fisik maupun non fisik, serta dapat menjadi panutan bagi masyarakat, baik di wilayahnya maupun di bumi nusantara. “Saya bercita-cita untuk menjadikan Kabupaten Yahukimo sebagai daerah percotohan wilayah Indonesia Timur dalam waktu 20 tahun kedepan,” ujar Pahabol. Hal ini bukan mustahil melihat capaian yang telah diraihnya selama memimpin daerah ini. Salah satu buktinya adalah Dekai yang menjadi Ibukota Yahukimo sangat berpotensi menjadi kota besar mengingat kondisi geografisnya yang sangat strategis dengan tanah datar yang cukup luas dan dapat diakses melalui sungai maupun udara. “Selagi kita hidup harus membuat sesuatu yang terbaik untuk orang lain dan tidak hanya berbuat hal yang mementingkan diri sendiri,” kata figur religius ini.Bupati yang dikenal sangat dekat dengan rakyatnya ini tanpa ragu-ragu dan dengan rutin terbang dengan pesawat perintis ke distrik-distrik untuk melihat langsung kondisi masyarakatnya di wilayah pedalaman. Dalam salah satu kunjungannya di distrik Puldama sebuah kejadian mengharukan disaksikan langsung oleh Pahabol. seorang tenaga medis yang mengalami kebutaan, yang diantar oleh warga bertemu dengannya. Melihat tenaga medis tersebut, Pahabol begitu terharu, sehingga ia langsung memerintahkan agar tenaga medis tersebut segera ikut bersama dengannya ke Dekai (Ibu Kota) Kabupaten, untuk selanjutnya diterbangkan ke Jayapura guna mendapat perawatan yang lebih memadai. "Mantri ini harus segera diantar ke Jayapura, guna mendapat perawatan, bagaimana dia mau melayani warga di sini, jika dia sendiri sedang sakit," ujarnya ketika itu.
Pemkab juga berusaha untuk menggunakan setiap kesempatan yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Seperti halnya pemanfaatan dana Rencana Strategis pembangunan kampung (Respek) maupun dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang telah diberikan langsung kepada kepala kampung dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) agar dapat dipergunakan sesuai rencana kerja yang telah dibuat, sehingga program kampung dapat terwujud guna mensejahterakan masyarakat. Pembentukan dan pengembangan Gapoktan yang akan dibentuk di setiap desa, juga harus menggunakan basis social capital setempat dengan prinsip kemandirian lokal, yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan. Tahun ini adalah tahun infrastruktur, di mana 60% dana otsus digunakan untuk kebutuhan infrastuktur, seperti pendidikan dan kesehatan yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan rakyat banyak. “Ini semua dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Yahukimo, sehingga sejajar dengan daerah lain di Indonesia,” kata Pahabol
Figur Ones Pahabol yang begitu besar mencurahkan pengabdiannya untuk membangun Yahukimo, akhirnya mendorong Drs. Gasper Liauw, MS.i seorang penulis buku yang juga kepala Bepeda kabupaten Yahukimo untuk menuangkannya kedalam sebuah buku. Buku setebal 156 halaman berjudul “Jurnal Sang Perintis: Ones Pahabol, Suara Dari Yahukimo. Membangun Masa Depan Indonesia Dengan Penuh Harapan” ini, menceritakan perjuangan Ones Pahabol SE, MM, yang telah memimpin, merancang, dan menjadi teladan bagi semua pemimpin di Papua terutama komitmennya untuk membangun kawasan Pegunungan Tengah tanah kelahirannya. Buku ini juga berisi kesaksian publik bagaimana Ones Pahabol memperjuangkan keadilan, pemerataan dan kesejahteraan bagi rakyatnya di kabupaten Yahukimo, provinsi Papua. Buku ini juga merupakan gabungan visi-misi dari Bupati Ones Pahabol yang saat ini sedang diimplementasikan di Kabupaten Yahukimo. Buku ini menggambarkan dengan jelas mengenai persoalan-persoalan mendasar dan inisiatif-inisiatif yang ditempuh oleh Bupati Ones Pahabol dan Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo untuk membangun Yahukimo dalam rangka mewujudkan sebuah masyarakat yang damai dan sejahtera, karena didorong oleh keyakinan bahwa Kabupaten Yahukimo memiliki potensi dan kekayaan alam yang besar namun belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan infrastruktur. Menurut Gasper masalah-masalah mendasar bagi Kabupaten Yahukimo yang diangkat dalam buku ini, seperti inisiatif-inisiatif yang telah dijalankan oleh Ones Pahabol dinilai sebagai usaha pemerintah daerah untuk keluar dari berbagai masalah yang menghimpit seperti keterbatasan infrastruktur, alat transportasi, dan isolir sehingga semakin mempersulit pelayanan pendidikan dan kesehatan di pelosok-pelosok. Hal-hal semacam ini diharapkan menjadi landasan serta panduan di masa depan untuk mengubah Kabupaten Yahukimo yang selama ini identik dengan keterbelakangan, malaria dan musibah kelaparan, menjadi sebuah masyarakat yang sejahtera dan memiliki masa depan yang penuh harapan serta menjadi salah satu pusat perekonomian di daerah pegunungan Tengah maupun di Papua.



Kegiatan Kegiatan
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pihaknya dalam beberapa bulan terakhir ini seperti sosialisasi keppres presiden 80 tahun 2003 yang mengatur tentang pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pedoman tersebut dianggap perlu diketahui dan dipahami oleh aparatur pemerintah, terutama mereka yang dalam tugas dan wewenangnya menangani permasalahan pengadaan barang maupun jasa. Seperti perlunya diutamakannya prinsip efisien dan efektif, dalam pengertian bahwa barang maupun jasa yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan serta mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya. Peraturan Daerah (Perda) Anti Miras yang telah dibuat di Kabupaten Yahukimo. Hal ini ditujukan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif minuman keras. Hingga saat ini pemkab melalui Bagian Hukum Setda Kabupaten Yahukimo giat melakukan sosialisasi ke kampung-kampung perda tentang larangan miras 100 persen baik peredaran, penjualan maupun konsumsi miras di wilayah tersebut, akan disosialisasikan. Sosialisasi perundangan dan peraturan MPR, bimbingan teknis BPKP keuangangan, Selain pembangunan jalan, di bidang Infrastruktur juga terjadi pembangunan besar-besaran seperti pembangunan kantor bupati dan pembangunan kantor DPRD, rumah jabatan bupati, wakil bupati, sekda, barak pegawai, pembangunan listrik Mikrohidro Soba, pembangunan kantor KPU, Balai Latihan Kerja putra daerah, kantor RRI, Taman Kanak-Kanak Dekai, pembangunan 50 unit rumah sehat, perumahan bagi anggota DPRD, Eselon II, eselon III, eselon IV, gedung diklat dan gedung serbaguna APBD yang menggunakan Dana Alokasi Umum. Sementara untuk Dana Alokasi Khusus digunakan antara lain untuk pembangunan Puskesmas pembantu, dan gedung sekolah (SD, SMP).
Sementara itu untuk mengantisipasi keselamatan berlalu lintas di Dekai yang mulai ramai oleh kendaraan bermotor, pemerintah daerah melalui polres Yahukimo sedang aktif mensosialisasikan peraturan lalu lintas, seperti penggunaan helm standard, kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor dan Surat Ijin Mengemudi. Menurut Kapolres Yahukimo, AKBP Yusuf Usman, hal ini dilakukan untuk mengenalkan peraturan lalu lintas sejak dini, seiring dengan semakin ramainya lalu lintas kendaraan bermotor di Dekai dan sekitarnya. ”Sosialisasi ini dilakukan secara langsung kepada kelompok terorganisir seperti tukang ojek, yang jumlahnya mencapai 200 orang, pegawai, dan pelajar, serta masyarakat umum. Selain itu sosialisasi juga dilakukan dengan memasang spanduk dan baliho tata tertib berkendaraan bermotor. ”Hingga saat ini kami belum memiliki sarana rambu lalu lintas namun paling tidak hal ini akan menjadi pemahaman dasar bagi masyrakat luas,” kata Usman.



APBD dan Belanja Kabupaten Yahukimo Tahun 2008
Trasparansi dan akuntabilitas juga menjadi perhatian dalam penggunaan dana untuk pembangunan. Berikut ini adalah ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten Yahukimo tahun 2008. Pendapatan Daerah Kabupaten Yahukimo tahun 2008 sebesar Rp644.688.796.186, terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, sebesar 2.500.000.000, yang meliputi Retribusi daerah sebesar Rp500.000.000, dan Pendapatan Asli Daerah yang Sah, sebesar Rp2.000.000.000. Dana Perimbangan sebesar Rp577.814.724.186, yang meliputi Dana
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil bukan Pajak sebesar Rp70.901.344.186, DAU (Dana Alokasi Umum) sebesar Rp392.591.380.000, DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp56.132.000.000, dan Dana Adhoc sebesar Rp58.190.000.000 serta Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp64.374.072.000.
Sementara itu Belanja Daerah sebesar Rp644.688.802.186, yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp202.001.610.661, meliputi Belanja Pegawai sebesar Rp137.850.177.162, Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp31.033.000.000, Belanja Bantuan Keungan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa sebesar Rp28.407.120.000, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp4.711.313.499. Sedangkan Belanja Langsung sebesar Rp442.687.191.525, yang terdiri atas Belanja Pegawai Rp22.989.820.760, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp148.998.013.570,94, dan Belanja Modal sebesar Rp270.699.357.194,66.

Potensi Pariwisata
Walaupun hingga saat ini Pendapatan Asli Daerah masih terbatas sumbernya, namun hal ini semakin memicu pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah PAD dari berbagai sektor. Salah satu sektor yang sangat berpotendi untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata.
Sebelum pemekaran kabupaten Yahukimo dari Jayawijaya, jumlah kunjungan turis mencapai 3.500 orang setiap tahunnya, dan berdasarkan data sebagian besar kunjungannya ditujukan ke daerah yang menjadi wilayah kabupaten Yahukimo sekarang ini. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pariwisata dan kebudayaan daerah ini sangat besar. Hal ini terlihat dari kebudayaan masyarakat berbagai suku yang masih terjaga keasliannya hingga saat ini. Selain kebudayaan para pengunjung, terutama yang pencinta alam akan untuk melakukan trekking atau hiking. Yahukimo juga sangat kaya akan flora dan fauna. Ada beragam jenis satwa langka seperti burung cenderawasih, kakaktua, mambruk, nuri, kanguru pohon, kuskus, sementara aliran sungainya terdapat buaya, kura-kura moncong babi, serta ikan arwana. Sebagian besar penduduk bermukim didaerah dataran tinggi. Penduduk tersebut terbagi atas empat suku besar, yaitu Yali, yang berada di dataran tinggi yaitu distrik Ninia dan anggruk, Hupla, di daerah Kurima, Momuna, did aerah dataran rendah yaitu Dekai, Obio, dan Suno, dan Kimyal, di daerah Kwelamdua, Korupun, seredala, Langda, Bomela, dan Suntamon. Ke empat Suku besar ini memiliki karasteristik yang berbeda, mulai dari bahasa, hunian atau rumah adat, dan adat istiadat, yang semakin memperkaya kebudayaan Yahukimo. Beberapa sub suku seperti Unam Ukam yang berada di daerah Langda dan Bomela memiliki pemandangan alam, yang luar biasa di samping produk kapak batu masyarakatnya yang unik. Di wilayah ini juga terdapat Gunung Yamin yang memiliki ketinggian 4700 meter dari permukaan laut. Sementara di Momuna terkenal dengan rumah pohonnya. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Yahukimo, Naftali Elopere, SPd seiring dengan moderenisasi dan pembangunan yang dilakukan pemkab membuat masyarakat tersebut banyak yang meninggalkan kebuasaan rumah pohon dan hidup wajar dengan masyarakat lainnya. Di daerah ini juga merupakan salah satu kawasan hutan yang menyimpan sejuta pesona baik flora maupun fauna. Menurut Elopere hingga saat ini promosi pariwisatanya masih sangat terbatas, sehingga belum dikenal di luar. Hal ini menjadi tantangan serius bagi dinasnya “Tahun depan kami sudah merencanakan untuk melakukan kerjasama dengan biro-biro perjalanan baik di dalam maupun luar negeri, dan usaha lain memperkenalkan pariwisata kami yang diharapkan dapat menunjang PAD di Yahukimo,” kata Elopere.
Selain pariwisata potensi lain yang belum dimaksimalkan seperti kandungan mineral dalam tanah yang cukup melimpah. Dari berbagai hasil kegiatan eksplorasi atau upaya pencarian sumber-sumber mineral di lapangan, diperoleh informasi dan data bahwa terdapat bermacam-macam deposit mineral logam dengan jumlah cadangan yang bernilai ekonomis. Deposit emas, perak dan tembaga dalam bentuk primer, yaitu ditemukan dalam batuan induknya, terdapat dalam jumlah besar di kompleks Pegunungan Tengah yang salah satunya terdapat di Yahukimo. Cadangan total emas primer di wilayah pegunungan Papua diperkirakan mencapai 2.878,626 juta ton. Tahun 2005 lalu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Papua Paul Jantewo, wilayah Yahukimo dan Tolikara merupakan punggung pegunungan Jayawijaya. Daerah tersebut berpotensi mengandung mineral. Selain mineral juga diduga terdapat minyak bumi, batu bara dan batu gamping. Hal ini di yakinkan dengan hasil survei awal dari PT. Conoco menunjukkan terdapat minyak dan gas bumi di daerah Yahukimo. Semua potensi tersebut adalah berkat dari Tuhan, dan jika dimanfaatkan secara maksimal akan menjadi sumber kemakmuran bagi seluruh rakyat Yahukimo maupun Papua pada umumnya. Kuntre Be. (Pat CR 8/dbs)

Rabu, 17 Juni 2009

Foja Magzine Edition X


Cover Foja Magazine (Edition X)

Rabu, 27 Mei 2009

Crew Foja

Crew Foja Bersama KaPolda dan jajarannya saat kunjungan ke redaksi Foja pertengahan Mei 2009

DR Janes Karubaba

Potensi Papua
Potensi sumberdaya mineral dan energi di Provinsi Papua telah dikenal luas oleh masyarakat international bahkan sebelum perang dunia kedua. Pada awalnya minyak bumi merupakan komoditas yang paling menarik untuk dieksploitasi. Seorang geologist yang bernama J.J Dozy dalam ekspedisinya pada tahun 1936 di wilayah Pegunungan Tengah dalam upaya pencarian minyak bumi, menemukan sebuah bukit berbentuk seperti gigi yang kaya akan unsur tembaga. Kemudian ia mengambil sampel untuk di kirim ke Universitas Leiden di Belanda. Pada bulan Desember 1967 dimulailah pemboran untuk melakukan studi kelayakan, oleh Freeport Mc Moran Inc. Di sinilah titik awal eksplorasi Sumber Daya Mineral Papua. Namun itu hanya setitik dari sekian banyak potensi kekayaan sumber daya alam dan mineral yang dimiliki oleh tanah Papua.
Bertahun tahun kemudian sejumlah potensi ini sepertinya hanya dibiarkan tertidur. Sadar akan keterlambatan pemanfaatan SDA yang melimpah tersebut maka sejalan dengan agenda reformasi terutama pembenahan ke dalam yang didengung-dengungkan Gubernur Papua Barnabas Suebu, kemudian ditindaklanjuti dengan menempatkan figur yang berkompetensi tinggi di bidangnya. Salah satunya dengan melantik, DR. Jannes J. Karubaba, B.E, Dip. Sci, MSc sebagai Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua tanggal 3 Desember lalu. Setelah mendapat kepercayaan memimpin Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Papua, Karubaba mulai menetapkan program pemanfaatan SDA Papua yang dianggap potensial. Termotivasi oleh pernyataan Gubernur Barnabas Suebu pada acara pelantikannya bahwa, kekayaan alam Papua sebagai raksasa yang tidur dan harus dibangkitkan secara perlahan-lahan, guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, sehingga perlu ditempuh sebuah kebijakan baru, inovasi dan terobosan baru. “Pernyataan gubernur ini adalah sumber inspirasi dan merupakan tantangan dan tugas yang akan saya hadapi dan harus laksanakan,” ungkap suami dari Esther Theana Abondatu ini. Menurut Karubaba pulau Papua merupakan tumbukan antara lempeng Australia, dan lempeng Pasifik sehingga selain rawan bencana, Papua juga memiliki kekayaan mineral dalam skala besar. “Nilai kekayaan alam Papua yang terpendam diperkirakan sebesar 100 miliar US dollar,” jelasnya.


Proyek PLTA
Saat ini proyek primadona yang diancang-ancang pihaknya adalah pemanfaatan Sungai Uru Muga di kabupaten Mimika, sebagai sumber tenaga listrik (PLTA). Rencananya PLTA ini akan mengoperasikan sebanyak enam turbin yang dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 300 mega watt, yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan Freeport, maupun pabrik semen yang akan dibangun sebagai sumber tenaga listrik, disamping peran utamanya untuk menunjang perekonomian rakyat. “Pembangunan proyek ini dilakukan secara bertahap. Diharapkan tahun 2010 nanti sudah ada sebuah turbin yang beroperasi. Sementara operasional keenam turbin ini direncanakan rampung pada tahun 2015,” jelas pria yang hobby membaca ini. Investasi pembangunan proyek PLTA ini juga diperkirakan akan memberikan kontribusi bagi Pendapatan asli Daerah sebesar satu triliun rupiah pertahun.

Hambatan
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam proses eksplorasi sumberdaya alam Papua menurut Karubaba seperti kurangnya kepastian hukum, dimana ijin perijinan untuk melakukan kegiatan pertambangan sangat susah untuk diperoleh. Adanya resesi ekonomi dunia, yang ditandai dengan melesuhnya keinginan para investor untuk menanamkan modalnya, disamping kondisi alam Papua yang rata-rata belum dapat dijangkau dengan akses darat, serta kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Ada tiga pihak yang menjadi komponen utama sebagai mitra kerja dalam mewujudkan program-program di sector pertambangan dan energi. Yang pertama adalah pemerintah, sebagai pemberi regulasi bagi kepentingan dunia usaha, yang kedua adalah dunia usaha (investor), sebagai penanam modal dan yang ketiga adalah masyarakat luas sebagai bentuk tanggung jawab social (social responsibility),” tandas pria kelahiran 1 Januari 1953 silam ini.
Kini konsep eksplorasi sumber daya alam baru telah dimulai di Provinsi Papua. Dengan adanya UU Otonomi daerah dan UU Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua memberikan kesempatan yang luas bagi pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Papua untuk membuat kebijakan yang lebih adil, baik masyarakat pemilik hak ulayat, pemerintah daerah maupun bagi perusahaan itu sendiri.

Aturan main (rules of games) dan kode etik Distamben Provinsi Papua
”Tidak ada yang mustahil bagi mitra Allah” merupakan ayat kitab suci yang selalu dipegang sosok religius ini dalam bekerja. Berbekal semangat dan jiwa profesionalisme putra Sorong ini kemudian bertekad mengemban setiap tugas yang di bebankan kepadanya, Di lingkungan kerjanya sendiri Karubaba menerapkan beberapa aturan main bagi setiap elemen seperti :
1. Pahami dan implementasi tata kerja, mekanisme dan prosedur yang berlaku di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua (Distamben).
Pahami garis instruksi, garis laporan dan garis koordinasi sesuai ketentuan yang berlaku.
Keputusan Kepala Dinas (Kadistamben) harus dilaksanakan, apabila tidak dapat dilaksanakan harus segera dilaporkan.
Pembicaraan (substansi) pada tingkat Kadis dengan pejabat di lingkup Distamben, umumnya berklasifikasi rahasia atau terbatas.
Tidak membawa pertentangan/perbedaan dalam lingkup Distamben ke publik.
Tidak menyerang dan mendiskritkan atasan dan kolega di arena publik.
Loyalitas pada pihak sendiri berakhir, ketika loyalitas pada bangsa dan negara dimulai.
Visi dan Misi Distamben adalah visi dan misi yang menginduk pada visi dan misi serta kebijakan Gubernur Provinsi Papua.
Hotlines antara Gubernur, Sekretaris Daerah dan Pejabat Eselon 2 di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua harus terjaga.
Tugas ke luar negeri harus seijin Gubernur (lisan atau tertulis), serta delegasi (yang profesional) seramping mungkin.
Jaga kehormatan dan perilaku diri dan keluarga sebagai anggota keluarga besar Pemerintah Provinsi Papua.
Pegang teguh Iman, Pengharapan dan Kasih serta Motto Distamben.

Ungkapan Right man in the right place mungkin tidak berlebihan mengingat latar belakang pendidikan serta pengalaman Karubaba selama bertahun tahun di bidang pertambangan. Tercatat selepas menuntaskan pendidikan Sekolah Menengah Atas-nya di Sorong tahun 1972, putra dari pasangan almarhum pendeta Andreas Karubaba dan Getruida Karubaba ini mulai meretas jalan untuk meraih cita-citanya. Demi cita citanya itu Karubaba bertekad melanjutkan pendidikannya di luar Papua. Petualangannya mengejar ilmu dimulai dengan belajar di Akademi Geologi dan Pertambangan Bandung dan berhasil menyelesaikan pendidikannya tahun 1997. Merasa bahwa ilmu yang dimilikinya masih sangat dangkal, maka Karubaba memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya untuk program strata satu di Institut Teknologi Bandung jurusan pertambangan, dan lulus tahun 1983. Tidak hanya sampai disitu. Keinginan untuk menggali ilmu pengetahuan lebih dalam lagi ditunjukkan dengan keberangkatannya ke negeri Kiwi, untuk program tugas belajar di University Of Otago, New Zealand untuk program strata satu bidang geologi, yang dilanjutkan program Master Of Science di universitas yang sama, dan dirampungkannya hingga tahun 1991. Meskipun saat itu Karubaba telah berstatus sebagai pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi namun sosok religius ini tidak berpuas diri. Tahun 2007 lalu yang juga melalui program tugas belajar dari dinas pertambangan dan energi Papua, Karubaba berhasil memperoleh gelar Doktornya dalam bidang ilmu Lingkungan. Saat itu Karubaba tercatat sebagai alumnus tercepat dan terbaik, dan sebagai putra Papua pertama, yang menyandang gelar tersebut. Bahkan penelitiannya tentang pemetaan cadangan mineral dalam ilmu geokimia, kemudian dinobatkan sebagai sebuah karya penelitian terbaik ketiga dunia oleh peneliti dari negara lain. “Awalnya saya merasa tidak ada yang istimewah dari hasil penelitian tersebut. Saya tidak menduga kalau ternyata hasil penelitian tersebut mendapat apresiasi dari peneliti dari negara lain,” kata Karubaba. Selain itu Karubaba juga sudah memperoleh penghargaan Satya Lencana perak dari presiden atas jasa dan pengabdiannya sebagai pegawai di lingkungan pemerintahan.
(Yul-Pat/CR 8)
THE MORNING STAR, MERAMBAH DIVISI I LIGA INDONESIA

Kondisi alam geografis yang keras, tidak menjadi halangan bagi talenta-talenta berbakat asal Pegunungan Bintang untuk terus berprestasi. Walaupun baru terbentuk secara resmi pada tanggal 20 November 2003, namun mereka terus menunjukkan grafik peningkatan penampilan. Memulai kiprahnya ditahun 2005, di kompetisi divisi III Liga Indonesia Zone Papua, di Timika, Persatuan Sepakbola Pegunungan Bintang (Persigubin) langsung lolos ke kompetisi Divisi II PSSI, dengan menyandang status peringkat empat diakhir kompetisi. Pada tahun 2006 berlaga di kompetisi Divisi II di Palu Sulawesi Tengah dan hanya menempati Peringkat Lima sehingga mereka terpaksa menunda ambisinya untuk naik ke kasta kompetisi yang lebih tinggi. Kegagalan itu tidak menyurutkan semangat persigubin untuk tetap berprestasi. “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, menjadi pelecut semangat mereka,” kata Manejer Persigubin Drs. Theodorus Sitokdana. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan promosi ke Divisi I Liga Indonesia PSSI pada tahun 2007, dengan bergabung di grup VIII, hingga sekarang.
Prestasi The Morning Star, demikian julukan Persigubin tidak hanya sampai disitu, buktinya tercatat beberapa orang pemainnya disumbangkan untuk tim PON Papua di Kalimantan Timur Lalu. Penampilan ciamik nama- nama seperti Vendri Mofu, yang saat ini sudah bergabung dengan Persiwa Wamena, Yohanes Tjoe, Ilfred So, Alex Yarangga, dan Yulianus Goo, berhasil memikat perhatian pelatih Sepakbola tim PON Papua Rully Nere.
Bahkan pada sebuah laga persahabatan pemanasan Pra kompetisi liga Indonesia beberapa bulan lalu Tim Persigubin berhasil menahan seri saudara tuanya tim Mutiara Hitam, Persipura Jayapura. “Striker kawakan seperti Boaz Salossa bahkan tidak mampu menjebol gawang kami,” kata sang manejer bangga.
Menurut Drs. Theodorus Sitokdana, yang juga Wakil Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi ciri khas dari tim Persigubin adalah permainan kolektif dan kerjasama yang baik.
Sistem pembinaan yang berjenjang diharapkan mampu menghasilkan pemain yang berkualitas sehingga dapat mengharumkan nama Pegunungan Bintang, Papua, bahkan Indonesia. “ Saat ini kami telah melakukan pembinaan berdasarkan kelompok umur, yaitu kelompok umur dibawah 12 tahun, dibawah 15 tahun, dibawah 18 tahun, dan dibawah 21 tahun. Kami berusaha untuk mengelola klub secara professional, dimulai dengan nilai kontrak dan gaji para pemain yang tertera diatas perjanjian hitam putih, hingga transfer pemain, sehingga bila ada klub lain yang menginginkan pemain Persigubin, harus melalui transfer dan administrasi yang jelas, ” ungkap Theodorus. Kini Persigubin mulai berbenah, dengan merencanakan pembangunan stadion yang layak menggelar pertandingan berskala nasional, sehingga tidak heran jika suatu saat nama Persigubin akan diperhitungkan di kancah sepakbola Nasional seperti kedua saudara tuanya yakni Mutiara Hitam Persipura Jayapura dan Badai Pegunungan Tengah, Persiwa Wamena. Maju terus, bravo sang Bintang Pagi. Yepmum, tele pe, asbe, labmum, jelako.(Yen, Pat/CR 8)

Profil Persigubin
Berdiri : 20 November 2003
Julukan : “ The MORNING STAR TEAM ”
Alamat : Jl. Yapimakot – Oksibil Pegunungan Bintang
Telepon : 0967 – 594765 (sementara)
Faksimile : 0967 – 594765 (sementara)
Kostum : Orange - Hijau
Website : persigubin@yahoo.com
Stadion :
Kapasitas :
Ketua Umum : Drs. Theo B.Opki
Manajer : Drs. Theodorus Sitokdana
Pelatih :
Suporter : Persigubin Mania
Pendiri : Pieter Kalakmabin – Nicolaus Uropmabin
Arnold Uropka – Drs. Theo B. Opki