Kamis, 29 Oktober 2009

Kamis, 01 Oktober 2009

Kabupaten Yahukimo


Ones Pahabol pemimpin visioner
Lompatan besar yang dicapai Kabupaten Yahukimo dalam usianya yang ke tujuh tahun tidak lepas dari tangan dingin sang kepala daerah Ones Pahabol SE, MM. Semua yang telah diabdikan untuk daerah dan rakyatnya itu sudah mendapat pengakuan dari berbagai kalangan sendiri baik dari masyarakat Yahukimo sendiri maupun dari luar. Dalam kunjungan tokoh MPR RI beberapa waktu lalu dibuat terkagum-kagum dengan pembangunan daerah ini. Bahkan pada tahun 2006 lalu YCI Jakarta (Yayasan Citra Insani) yang merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial dan peningkatan sumber daya manusia memberikan penghargaan Citra Abdi Nusa 2009 kepada Ones Pahabol SE. MM atas dharma bhaktinya dan pengabdiannya kepada nusa dan bangsa Penghargaan ini diberikan dengan dasar penilaian, Ones Pahabol telah memberikan sumbangsihnya di bidang pembangunan baik fisik maupun non fisik, serta dapat menjadi panutan bagi masyarakat, baik di wilayahnya maupun di bumi nusantara. “Saya bercita-cita untuk menjadikan Kabupaten Yahukimo sebagai daerah percotohan wilayah Indonesia Timur dalam waktu 20 tahun kedepan,” ujar Pahabol. Hal ini bukan mustahil melihat capaian yang telah diraihnya selama memimpin daerah ini. Salah satu buktinya adalah Dekai yang menjadi Ibukota Yahukimo sangat berpotensi menjadi kota besar mengingat kondisi geografisnya yang sangat strategis dengan tanah datar yang cukup luas dan dapat diakses melalui sungai maupun udara. “Selagi kita hidup harus membuat sesuatu yang terbaik untuk orang lain dan tidak hanya berbuat hal yang mementingkan diri sendiri,” kata figur religius ini.Bupati yang dikenal sangat dekat dengan rakyatnya ini tanpa ragu-ragu dan dengan rutin terbang dengan pesawat perintis ke distrik-distrik untuk melihat langsung kondisi masyarakatnya di wilayah pedalaman. Dalam salah satu kunjungannya di distrik Puldama sebuah kejadian mengharukan disaksikan langsung oleh Pahabol. seorang tenaga medis yang mengalami kebutaan, yang diantar oleh warga bertemu dengannya. Melihat tenaga medis tersebut, Pahabol begitu terharu, sehingga ia langsung memerintahkan agar tenaga medis tersebut segera ikut bersama dengannya ke Dekai (Ibu Kota) Kabupaten, untuk selanjutnya diterbangkan ke Jayapura guna mendapat perawatan yang lebih memadai. "Mantri ini harus segera diantar ke Jayapura, guna mendapat perawatan, bagaimana dia mau melayani warga di sini, jika dia sendiri sedang sakit," ujarnya ketika itu.
Pemkab juga berusaha untuk menggunakan setiap kesempatan yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Seperti halnya pemanfaatan dana Rencana Strategis pembangunan kampung (Respek) maupun dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang telah diberikan langsung kepada kepala kampung dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) agar dapat dipergunakan sesuai rencana kerja yang telah dibuat, sehingga program kampung dapat terwujud guna mensejahterakan masyarakat. Pembentukan dan pengembangan Gapoktan yang akan dibentuk di setiap desa, juga harus menggunakan basis social capital setempat dengan prinsip kemandirian lokal, yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan. Tahun ini adalah tahun infrastruktur, di mana 60% dana otsus digunakan untuk kebutuhan infrastuktur, seperti pendidikan dan kesehatan yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan rakyat banyak. “Ini semua dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Yahukimo, sehingga sejajar dengan daerah lain di Indonesia,” kata Pahabol
Figur Ones Pahabol yang begitu besar mencurahkan pengabdiannya untuk membangun Yahukimo, akhirnya mendorong Drs. Gasper Liauw, MS.i seorang penulis buku yang juga kepala Bepeda kabupaten Yahukimo untuk menuangkannya kedalam sebuah buku. Buku setebal 156 halaman berjudul “Jurnal Sang Perintis: Ones Pahabol, Suara Dari Yahukimo. Membangun Masa Depan Indonesia Dengan Penuh Harapan” ini, menceritakan perjuangan Ones Pahabol SE, MM, yang telah memimpin, merancang, dan menjadi teladan bagi semua pemimpin di Papua terutama komitmennya untuk membangun kawasan Pegunungan Tengah tanah kelahirannya. Buku ini juga berisi kesaksian publik bagaimana Ones Pahabol memperjuangkan keadilan, pemerataan dan kesejahteraan bagi rakyatnya di kabupaten Yahukimo, provinsi Papua. Buku ini juga merupakan gabungan visi-misi dari Bupati Ones Pahabol yang saat ini sedang diimplementasikan di Kabupaten Yahukimo. Buku ini menggambarkan dengan jelas mengenai persoalan-persoalan mendasar dan inisiatif-inisiatif yang ditempuh oleh Bupati Ones Pahabol dan Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo untuk membangun Yahukimo dalam rangka mewujudkan sebuah masyarakat yang damai dan sejahtera, karena didorong oleh keyakinan bahwa Kabupaten Yahukimo memiliki potensi dan kekayaan alam yang besar namun belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan infrastruktur. Menurut Gasper masalah-masalah mendasar bagi Kabupaten Yahukimo yang diangkat dalam buku ini, seperti inisiatif-inisiatif yang telah dijalankan oleh Ones Pahabol dinilai sebagai usaha pemerintah daerah untuk keluar dari berbagai masalah yang menghimpit seperti keterbatasan infrastruktur, alat transportasi, dan isolir sehingga semakin mempersulit pelayanan pendidikan dan kesehatan di pelosok-pelosok. Hal-hal semacam ini diharapkan menjadi landasan serta panduan di masa depan untuk mengubah Kabupaten Yahukimo yang selama ini identik dengan keterbelakangan, malaria dan musibah kelaparan, menjadi sebuah masyarakat yang sejahtera dan memiliki masa depan yang penuh harapan serta menjadi salah satu pusat perekonomian di daerah pegunungan Tengah maupun di Papua.



Kegiatan Kegiatan
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pihaknya dalam beberapa bulan terakhir ini seperti sosialisasi keppres presiden 80 tahun 2003 yang mengatur tentang pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pedoman tersebut dianggap perlu diketahui dan dipahami oleh aparatur pemerintah, terutama mereka yang dalam tugas dan wewenangnya menangani permasalahan pengadaan barang maupun jasa. Seperti perlunya diutamakannya prinsip efisien dan efektif, dalam pengertian bahwa barang maupun jasa yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan serta mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya. Peraturan Daerah (Perda) Anti Miras yang telah dibuat di Kabupaten Yahukimo. Hal ini ditujukan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif minuman keras. Hingga saat ini pemkab melalui Bagian Hukum Setda Kabupaten Yahukimo giat melakukan sosialisasi ke kampung-kampung perda tentang larangan miras 100 persen baik peredaran, penjualan maupun konsumsi miras di wilayah tersebut, akan disosialisasikan. Sosialisasi perundangan dan peraturan MPR, bimbingan teknis BPKP keuangangan, Selain pembangunan jalan, di bidang Infrastruktur juga terjadi pembangunan besar-besaran seperti pembangunan kantor bupati dan pembangunan kantor DPRD, rumah jabatan bupati, wakil bupati, sekda, barak pegawai, pembangunan listrik Mikrohidro Soba, pembangunan kantor KPU, Balai Latihan Kerja putra daerah, kantor RRI, Taman Kanak-Kanak Dekai, pembangunan 50 unit rumah sehat, perumahan bagi anggota DPRD, Eselon II, eselon III, eselon IV, gedung diklat dan gedung serbaguna APBD yang menggunakan Dana Alokasi Umum. Sementara untuk Dana Alokasi Khusus digunakan antara lain untuk pembangunan Puskesmas pembantu, dan gedung sekolah (SD, SMP).
Sementara itu untuk mengantisipasi keselamatan berlalu lintas di Dekai yang mulai ramai oleh kendaraan bermotor, pemerintah daerah melalui polres Yahukimo sedang aktif mensosialisasikan peraturan lalu lintas, seperti penggunaan helm standard, kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor dan Surat Ijin Mengemudi. Menurut Kapolres Yahukimo, AKBP Yusuf Usman, hal ini dilakukan untuk mengenalkan peraturan lalu lintas sejak dini, seiring dengan semakin ramainya lalu lintas kendaraan bermotor di Dekai dan sekitarnya. ”Sosialisasi ini dilakukan secara langsung kepada kelompok terorganisir seperti tukang ojek, yang jumlahnya mencapai 200 orang, pegawai, dan pelajar, serta masyarakat umum. Selain itu sosialisasi juga dilakukan dengan memasang spanduk dan baliho tata tertib berkendaraan bermotor. ”Hingga saat ini kami belum memiliki sarana rambu lalu lintas namun paling tidak hal ini akan menjadi pemahaman dasar bagi masyrakat luas,” kata Usman.



APBD dan Belanja Kabupaten Yahukimo Tahun 2008
Trasparansi dan akuntabilitas juga menjadi perhatian dalam penggunaan dana untuk pembangunan. Berikut ini adalah ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten Yahukimo tahun 2008. Pendapatan Daerah Kabupaten Yahukimo tahun 2008 sebesar Rp644.688.796.186, terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, sebesar 2.500.000.000, yang meliputi Retribusi daerah sebesar Rp500.000.000, dan Pendapatan Asli Daerah yang Sah, sebesar Rp2.000.000.000. Dana Perimbangan sebesar Rp577.814.724.186, yang meliputi Dana
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil bukan Pajak sebesar Rp70.901.344.186, DAU (Dana Alokasi Umum) sebesar Rp392.591.380.000, DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp56.132.000.000, dan Dana Adhoc sebesar Rp58.190.000.000 serta Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp64.374.072.000.
Sementara itu Belanja Daerah sebesar Rp644.688.802.186, yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp202.001.610.661, meliputi Belanja Pegawai sebesar Rp137.850.177.162, Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp31.033.000.000, Belanja Bantuan Keungan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa sebesar Rp28.407.120.000, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp4.711.313.499. Sedangkan Belanja Langsung sebesar Rp442.687.191.525, yang terdiri atas Belanja Pegawai Rp22.989.820.760, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp148.998.013.570,94, dan Belanja Modal sebesar Rp270.699.357.194,66.

Potensi Pariwisata
Walaupun hingga saat ini Pendapatan Asli Daerah masih terbatas sumbernya, namun hal ini semakin memicu pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah PAD dari berbagai sektor. Salah satu sektor yang sangat berpotendi untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata.
Sebelum pemekaran kabupaten Yahukimo dari Jayawijaya, jumlah kunjungan turis mencapai 3.500 orang setiap tahunnya, dan berdasarkan data sebagian besar kunjungannya ditujukan ke daerah yang menjadi wilayah kabupaten Yahukimo sekarang ini. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pariwisata dan kebudayaan daerah ini sangat besar. Hal ini terlihat dari kebudayaan masyarakat berbagai suku yang masih terjaga keasliannya hingga saat ini. Selain kebudayaan para pengunjung, terutama yang pencinta alam akan untuk melakukan trekking atau hiking. Yahukimo juga sangat kaya akan flora dan fauna. Ada beragam jenis satwa langka seperti burung cenderawasih, kakaktua, mambruk, nuri, kanguru pohon, kuskus, sementara aliran sungainya terdapat buaya, kura-kura moncong babi, serta ikan arwana. Sebagian besar penduduk bermukim didaerah dataran tinggi. Penduduk tersebut terbagi atas empat suku besar, yaitu Yali, yang berada di dataran tinggi yaitu distrik Ninia dan anggruk, Hupla, di daerah Kurima, Momuna, did aerah dataran rendah yaitu Dekai, Obio, dan Suno, dan Kimyal, di daerah Kwelamdua, Korupun, seredala, Langda, Bomela, dan Suntamon. Ke empat Suku besar ini memiliki karasteristik yang berbeda, mulai dari bahasa, hunian atau rumah adat, dan adat istiadat, yang semakin memperkaya kebudayaan Yahukimo. Beberapa sub suku seperti Unam Ukam yang berada di daerah Langda dan Bomela memiliki pemandangan alam, yang luar biasa di samping produk kapak batu masyarakatnya yang unik. Di wilayah ini juga terdapat Gunung Yamin yang memiliki ketinggian 4700 meter dari permukaan laut. Sementara di Momuna terkenal dengan rumah pohonnya. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Yahukimo, Naftali Elopere, SPd seiring dengan moderenisasi dan pembangunan yang dilakukan pemkab membuat masyarakat tersebut banyak yang meninggalkan kebuasaan rumah pohon dan hidup wajar dengan masyarakat lainnya. Di daerah ini juga merupakan salah satu kawasan hutan yang menyimpan sejuta pesona baik flora maupun fauna. Menurut Elopere hingga saat ini promosi pariwisatanya masih sangat terbatas, sehingga belum dikenal di luar. Hal ini menjadi tantangan serius bagi dinasnya “Tahun depan kami sudah merencanakan untuk melakukan kerjasama dengan biro-biro perjalanan baik di dalam maupun luar negeri, dan usaha lain memperkenalkan pariwisata kami yang diharapkan dapat menunjang PAD di Yahukimo,” kata Elopere.
Selain pariwisata potensi lain yang belum dimaksimalkan seperti kandungan mineral dalam tanah yang cukup melimpah. Dari berbagai hasil kegiatan eksplorasi atau upaya pencarian sumber-sumber mineral di lapangan, diperoleh informasi dan data bahwa terdapat bermacam-macam deposit mineral logam dengan jumlah cadangan yang bernilai ekonomis. Deposit emas, perak dan tembaga dalam bentuk primer, yaitu ditemukan dalam batuan induknya, terdapat dalam jumlah besar di kompleks Pegunungan Tengah yang salah satunya terdapat di Yahukimo. Cadangan total emas primer di wilayah pegunungan Papua diperkirakan mencapai 2.878,626 juta ton. Tahun 2005 lalu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Papua Paul Jantewo, wilayah Yahukimo dan Tolikara merupakan punggung pegunungan Jayawijaya. Daerah tersebut berpotensi mengandung mineral. Selain mineral juga diduga terdapat minyak bumi, batu bara dan batu gamping. Hal ini di yakinkan dengan hasil survei awal dari PT. Conoco menunjukkan terdapat minyak dan gas bumi di daerah Yahukimo. Semua potensi tersebut adalah berkat dari Tuhan, dan jika dimanfaatkan secara maksimal akan menjadi sumber kemakmuran bagi seluruh rakyat Yahukimo maupun Papua pada umumnya. Kuntre Be. (Pat CR 8/dbs)