Rabu, 27 Mei 2009

Crew Foja

Crew Foja Bersama KaPolda dan jajarannya saat kunjungan ke redaksi Foja pertengahan Mei 2009

DR Janes Karubaba

Potensi Papua
Potensi sumberdaya mineral dan energi di Provinsi Papua telah dikenal luas oleh masyarakat international bahkan sebelum perang dunia kedua. Pada awalnya minyak bumi merupakan komoditas yang paling menarik untuk dieksploitasi. Seorang geologist yang bernama J.J Dozy dalam ekspedisinya pada tahun 1936 di wilayah Pegunungan Tengah dalam upaya pencarian minyak bumi, menemukan sebuah bukit berbentuk seperti gigi yang kaya akan unsur tembaga. Kemudian ia mengambil sampel untuk di kirim ke Universitas Leiden di Belanda. Pada bulan Desember 1967 dimulailah pemboran untuk melakukan studi kelayakan, oleh Freeport Mc Moran Inc. Di sinilah titik awal eksplorasi Sumber Daya Mineral Papua. Namun itu hanya setitik dari sekian banyak potensi kekayaan sumber daya alam dan mineral yang dimiliki oleh tanah Papua.
Bertahun tahun kemudian sejumlah potensi ini sepertinya hanya dibiarkan tertidur. Sadar akan keterlambatan pemanfaatan SDA yang melimpah tersebut maka sejalan dengan agenda reformasi terutama pembenahan ke dalam yang didengung-dengungkan Gubernur Papua Barnabas Suebu, kemudian ditindaklanjuti dengan menempatkan figur yang berkompetensi tinggi di bidangnya. Salah satunya dengan melantik, DR. Jannes J. Karubaba, B.E, Dip. Sci, MSc sebagai Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua tanggal 3 Desember lalu. Setelah mendapat kepercayaan memimpin Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Papua, Karubaba mulai menetapkan program pemanfaatan SDA Papua yang dianggap potensial. Termotivasi oleh pernyataan Gubernur Barnabas Suebu pada acara pelantikannya bahwa, kekayaan alam Papua sebagai raksasa yang tidur dan harus dibangkitkan secara perlahan-lahan, guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, sehingga perlu ditempuh sebuah kebijakan baru, inovasi dan terobosan baru. “Pernyataan gubernur ini adalah sumber inspirasi dan merupakan tantangan dan tugas yang akan saya hadapi dan harus laksanakan,” ungkap suami dari Esther Theana Abondatu ini. Menurut Karubaba pulau Papua merupakan tumbukan antara lempeng Australia, dan lempeng Pasifik sehingga selain rawan bencana, Papua juga memiliki kekayaan mineral dalam skala besar. “Nilai kekayaan alam Papua yang terpendam diperkirakan sebesar 100 miliar US dollar,” jelasnya.


Proyek PLTA
Saat ini proyek primadona yang diancang-ancang pihaknya adalah pemanfaatan Sungai Uru Muga di kabupaten Mimika, sebagai sumber tenaga listrik (PLTA). Rencananya PLTA ini akan mengoperasikan sebanyak enam turbin yang dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 300 mega watt, yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan Freeport, maupun pabrik semen yang akan dibangun sebagai sumber tenaga listrik, disamping peran utamanya untuk menunjang perekonomian rakyat. “Pembangunan proyek ini dilakukan secara bertahap. Diharapkan tahun 2010 nanti sudah ada sebuah turbin yang beroperasi. Sementara operasional keenam turbin ini direncanakan rampung pada tahun 2015,” jelas pria yang hobby membaca ini. Investasi pembangunan proyek PLTA ini juga diperkirakan akan memberikan kontribusi bagi Pendapatan asli Daerah sebesar satu triliun rupiah pertahun.

Hambatan
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam proses eksplorasi sumberdaya alam Papua menurut Karubaba seperti kurangnya kepastian hukum, dimana ijin perijinan untuk melakukan kegiatan pertambangan sangat susah untuk diperoleh. Adanya resesi ekonomi dunia, yang ditandai dengan melesuhnya keinginan para investor untuk menanamkan modalnya, disamping kondisi alam Papua yang rata-rata belum dapat dijangkau dengan akses darat, serta kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Ada tiga pihak yang menjadi komponen utama sebagai mitra kerja dalam mewujudkan program-program di sector pertambangan dan energi. Yang pertama adalah pemerintah, sebagai pemberi regulasi bagi kepentingan dunia usaha, yang kedua adalah dunia usaha (investor), sebagai penanam modal dan yang ketiga adalah masyarakat luas sebagai bentuk tanggung jawab social (social responsibility),” tandas pria kelahiran 1 Januari 1953 silam ini.
Kini konsep eksplorasi sumber daya alam baru telah dimulai di Provinsi Papua. Dengan adanya UU Otonomi daerah dan UU Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua memberikan kesempatan yang luas bagi pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Papua untuk membuat kebijakan yang lebih adil, baik masyarakat pemilik hak ulayat, pemerintah daerah maupun bagi perusahaan itu sendiri.

Aturan main (rules of games) dan kode etik Distamben Provinsi Papua
”Tidak ada yang mustahil bagi mitra Allah” merupakan ayat kitab suci yang selalu dipegang sosok religius ini dalam bekerja. Berbekal semangat dan jiwa profesionalisme putra Sorong ini kemudian bertekad mengemban setiap tugas yang di bebankan kepadanya, Di lingkungan kerjanya sendiri Karubaba menerapkan beberapa aturan main bagi setiap elemen seperti :
1. Pahami dan implementasi tata kerja, mekanisme dan prosedur yang berlaku di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua (Distamben).
Pahami garis instruksi, garis laporan dan garis koordinasi sesuai ketentuan yang berlaku.
Keputusan Kepala Dinas (Kadistamben) harus dilaksanakan, apabila tidak dapat dilaksanakan harus segera dilaporkan.
Pembicaraan (substansi) pada tingkat Kadis dengan pejabat di lingkup Distamben, umumnya berklasifikasi rahasia atau terbatas.
Tidak membawa pertentangan/perbedaan dalam lingkup Distamben ke publik.
Tidak menyerang dan mendiskritkan atasan dan kolega di arena publik.
Loyalitas pada pihak sendiri berakhir, ketika loyalitas pada bangsa dan negara dimulai.
Visi dan Misi Distamben adalah visi dan misi yang menginduk pada visi dan misi serta kebijakan Gubernur Provinsi Papua.
Hotlines antara Gubernur, Sekretaris Daerah dan Pejabat Eselon 2 di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua harus terjaga.
Tugas ke luar negeri harus seijin Gubernur (lisan atau tertulis), serta delegasi (yang profesional) seramping mungkin.
Jaga kehormatan dan perilaku diri dan keluarga sebagai anggota keluarga besar Pemerintah Provinsi Papua.
Pegang teguh Iman, Pengharapan dan Kasih serta Motto Distamben.

Ungkapan Right man in the right place mungkin tidak berlebihan mengingat latar belakang pendidikan serta pengalaman Karubaba selama bertahun tahun di bidang pertambangan. Tercatat selepas menuntaskan pendidikan Sekolah Menengah Atas-nya di Sorong tahun 1972, putra dari pasangan almarhum pendeta Andreas Karubaba dan Getruida Karubaba ini mulai meretas jalan untuk meraih cita-citanya. Demi cita citanya itu Karubaba bertekad melanjutkan pendidikannya di luar Papua. Petualangannya mengejar ilmu dimulai dengan belajar di Akademi Geologi dan Pertambangan Bandung dan berhasil menyelesaikan pendidikannya tahun 1997. Merasa bahwa ilmu yang dimilikinya masih sangat dangkal, maka Karubaba memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya untuk program strata satu di Institut Teknologi Bandung jurusan pertambangan, dan lulus tahun 1983. Tidak hanya sampai disitu. Keinginan untuk menggali ilmu pengetahuan lebih dalam lagi ditunjukkan dengan keberangkatannya ke negeri Kiwi, untuk program tugas belajar di University Of Otago, New Zealand untuk program strata satu bidang geologi, yang dilanjutkan program Master Of Science di universitas yang sama, dan dirampungkannya hingga tahun 1991. Meskipun saat itu Karubaba telah berstatus sebagai pegawai di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi namun sosok religius ini tidak berpuas diri. Tahun 2007 lalu yang juga melalui program tugas belajar dari dinas pertambangan dan energi Papua, Karubaba berhasil memperoleh gelar Doktornya dalam bidang ilmu Lingkungan. Saat itu Karubaba tercatat sebagai alumnus tercepat dan terbaik, dan sebagai putra Papua pertama, yang menyandang gelar tersebut. Bahkan penelitiannya tentang pemetaan cadangan mineral dalam ilmu geokimia, kemudian dinobatkan sebagai sebuah karya penelitian terbaik ketiga dunia oleh peneliti dari negara lain. “Awalnya saya merasa tidak ada yang istimewah dari hasil penelitian tersebut. Saya tidak menduga kalau ternyata hasil penelitian tersebut mendapat apresiasi dari peneliti dari negara lain,” kata Karubaba. Selain itu Karubaba juga sudah memperoleh penghargaan Satya Lencana perak dari presiden atas jasa dan pengabdiannya sebagai pegawai di lingkungan pemerintahan.
(Yul-Pat/CR 8)
THE MORNING STAR, MERAMBAH DIVISI I LIGA INDONESIA

Kondisi alam geografis yang keras, tidak menjadi halangan bagi talenta-talenta berbakat asal Pegunungan Bintang untuk terus berprestasi. Walaupun baru terbentuk secara resmi pada tanggal 20 November 2003, namun mereka terus menunjukkan grafik peningkatan penampilan. Memulai kiprahnya ditahun 2005, di kompetisi divisi III Liga Indonesia Zone Papua, di Timika, Persatuan Sepakbola Pegunungan Bintang (Persigubin) langsung lolos ke kompetisi Divisi II PSSI, dengan menyandang status peringkat empat diakhir kompetisi. Pada tahun 2006 berlaga di kompetisi Divisi II di Palu Sulawesi Tengah dan hanya menempati Peringkat Lima sehingga mereka terpaksa menunda ambisinya untuk naik ke kasta kompetisi yang lebih tinggi. Kegagalan itu tidak menyurutkan semangat persigubin untuk tetap berprestasi. “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, menjadi pelecut semangat mereka,” kata Manejer Persigubin Drs. Theodorus Sitokdana. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan promosi ke Divisi I Liga Indonesia PSSI pada tahun 2007, dengan bergabung di grup VIII, hingga sekarang.
Prestasi The Morning Star, demikian julukan Persigubin tidak hanya sampai disitu, buktinya tercatat beberapa orang pemainnya disumbangkan untuk tim PON Papua di Kalimantan Timur Lalu. Penampilan ciamik nama- nama seperti Vendri Mofu, yang saat ini sudah bergabung dengan Persiwa Wamena, Yohanes Tjoe, Ilfred So, Alex Yarangga, dan Yulianus Goo, berhasil memikat perhatian pelatih Sepakbola tim PON Papua Rully Nere.
Bahkan pada sebuah laga persahabatan pemanasan Pra kompetisi liga Indonesia beberapa bulan lalu Tim Persigubin berhasil menahan seri saudara tuanya tim Mutiara Hitam, Persipura Jayapura. “Striker kawakan seperti Boaz Salossa bahkan tidak mampu menjebol gawang kami,” kata sang manejer bangga.
Menurut Drs. Theodorus Sitokdana, yang juga Wakil Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi ciri khas dari tim Persigubin adalah permainan kolektif dan kerjasama yang baik.
Sistem pembinaan yang berjenjang diharapkan mampu menghasilkan pemain yang berkualitas sehingga dapat mengharumkan nama Pegunungan Bintang, Papua, bahkan Indonesia. “ Saat ini kami telah melakukan pembinaan berdasarkan kelompok umur, yaitu kelompok umur dibawah 12 tahun, dibawah 15 tahun, dibawah 18 tahun, dan dibawah 21 tahun. Kami berusaha untuk mengelola klub secara professional, dimulai dengan nilai kontrak dan gaji para pemain yang tertera diatas perjanjian hitam putih, hingga transfer pemain, sehingga bila ada klub lain yang menginginkan pemain Persigubin, harus melalui transfer dan administrasi yang jelas, ” ungkap Theodorus. Kini Persigubin mulai berbenah, dengan merencanakan pembangunan stadion yang layak menggelar pertandingan berskala nasional, sehingga tidak heran jika suatu saat nama Persigubin akan diperhitungkan di kancah sepakbola Nasional seperti kedua saudara tuanya yakni Mutiara Hitam Persipura Jayapura dan Badai Pegunungan Tengah, Persiwa Wamena. Maju terus, bravo sang Bintang Pagi. Yepmum, tele pe, asbe, labmum, jelako.(Yen, Pat/CR 8)

Profil Persigubin
Berdiri : 20 November 2003
Julukan : “ The MORNING STAR TEAM ”
Alamat : Jl. Yapimakot – Oksibil Pegunungan Bintang
Telepon : 0967 – 594765 (sementara)
Faksimile : 0967 – 594765 (sementara)
Kostum : Orange - Hijau
Website : persigubin@yahoo.com
Stadion :
Kapasitas :
Ketua Umum : Drs. Theo B.Opki
Manajer : Drs. Theodorus Sitokdana
Pelatih :
Suporter : Persigubin Mania
Pendiri : Pieter Kalakmabin – Nicolaus Uropmabin
Arnold Uropka – Drs. Theo B. Opki
Fokus


SELUK BELUK PENERIMAAN CPNS DAN POLEMIK PENGANGGURAN DI KOTA JAYAPURA


Berdasarkan surat keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara No. 24 November Tahun 2008 No. B/476.P/M.PAN/11/2008 tanggal 24 November 2008 tentang Rincian Formasi CPNS 2008, maka unutuk tahun 2009 hampir setiap daerah mulai membuka penerimaan seleksi CPNS. Seperti halnya kota Jayapura sejak tanggal 11 Februari lalu panitia penerimaan seleksi CPNS mulai membuka pendaftaran bagi para pencaker di kota Jayapura untuk memperebutkan jatah formasi CPNS kota Jayapura.

Umum
Menurut Martinus Asmuruf, SH.MSi Kepala Badan kepegawaian kota Jayapura, untuk tahun 2008, yang dilaksanakan tahun 2009, formasi untuk umum ada tiga bidang yang dibuka pemerintah kota Jayapura, yaitu bidang pendidikan, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis dengan jumlah formasi sebanyak 336 orang. “Untuk pendidikan tersedia alokasi 215 untuk guru. Hal ini disebabkan kebutuhan akan tenaga pendidik yang ada masih sangat kurang. Sementara untuk tenaga kesehatan sebanyak 72 serta tenaga teknis sebanyak 49 orang,” kata Martinus Asmuruf.

Honorer
Untuk honorer mendapat jatah 895, ini mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2007 dan 2006 yang hanya sebanyak 91 dan 77 orang. Tenaga honorer yang dianggap memenuhi syarat adalah honorer yang tercatat dalam data base tahun 2005 berdasarkan keputusan gubernur, dan mendapat rekomendasi dari instansi masing-masing, selain itu ada pertimbangan lain seperti masa kerja dan usia. Sementara tenaga honorer yang belum diangkat masih ada sebanyak 125 orang, dan ini terkait dengan persoalan minimnya anggaran,“ ujar Martinus Asmuruf menambahkan. Banyaknya jatah untuk tenaga honorer, tahun 2008 menurut Martinus Asmuruf ditentukan oleh banyaknya formasi yang tersedia pada bidang umum. “Jika formasi yang tersedia pada honorer besar maka alokasi untuk umum akan lebih sedikit, dan sebaliknya bila alokasi untuk umum besar maka jatah untuk honorer akan dikurangi. Jadi harus ada balance diantara keduanya (Honorer dan umum),” imbuhnya.


Atlet Berprestasi
Perhatian khusus juga ditunjukkan pemerintah terhadap lulusan SLTA untuk atlet berprestasi, ditingkat nasional maupun internasional, yang telah mengharumkan nama daerah maupun bangsa. Untuk atlet Olimpiade, atau Para Olimpic minimal juara ketiga atau meraih medali perunggu, untuk atlet pekan olahraga Sea Games atau Para Games, minimal meraih medali perak atau juara kedua, sementara untuk atlet PON (Pekan Olahraga Nasional), dan POCANAS (Pekan Olahraga Cacat Nasional) harus meraih minimal juara pertama atau medali Emas, yang harus dibuktikan dengan sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh induk organisasi olahraga yang bersangkutan. Diluar dari ketiga poin tersebut diatas tidak dapat diakui dan diterima.

Faktor penarik
Berdasarkan data dari panitia penerimaan CPNS, sampai tanggal 16 Februari 2009 tercatat 1952 pelamar yang telah memasukkan berkas lamaran belum termasuk tenaga honorer. Dari data tersebut bisa dipastikan adanya ketidakberimbangan antara jumlah pelamar dengan alokasi CPNS yang tersedia. Menurut Asmuruf faktor utama yang menyebabkan membludaknya pencari kerja terutama saat penerimaan CPNS di kota Jayapura salah satunya adalah fasilitas publik yang ditawarkan kota Jayapura jauh lebih baik dari daerah-daerah lain di Papua, yang sebagian besar masih terisolir.

Kolusi
Sudah bukan rahasia lagi bila disetiap penerimaan CPNS ada oknum-oknum yang memanfaatkan moment ini untuk mencari keuntungan pribadi seperti praktek joki, percaloan, dan kolusi. Panitia penerimaan CPNS berusaha mengantisipasi dan meminimalisir hal-hal negatif seperti ini. “Sebelum H-1 kami telah melakukan rapat koordinasi, bersama dengan beberapa instansi lain yang diketuai oleh Sekda kota Jayapura. Dalam rapat tersebut telah ditegaskan untuk menghindari hal-hal tersebut, baik pelamar maupun panitia sendiri,” kata Martinus Asmuruf.

Himbauan
Untuk para pelamar Martinus Asmuruf menghimbau agar taat pada setiap ketentuan umum, yang berlaku seperti kelengkapan berkas dan batas usia maksimum disamping berdoa untuk mendapatkan hasil yang objektif dan optimal karena yang dibutuhkan adalah SDM (Sumber Daya Manusia), yang benar-benar berkualitas. Karena alokasi formasi yang terbatas dibandingkan jumlah pelamar, maka bagi pelamar yang tidak lulus tidak perlu berkecil hati. “masih ada kesempatan lain lagian sektor swasta banyak tersedia lapangan pekerjaan yang baik,” imbuhnya.


Kebijakan Pemkot
Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah kota bagi yang dinyatakan lulus harus menandatangani surat pernyataan untuk mengabdi minimal 15 tahun baru bisa mengajukan permohonan pindah ke daerah lain. Kenyataan diwaktu lalu banyak PNS yang baru mengabdi satu atau dua tahun sudah mengurus kepindahan kedaerah asalnya. ”Jika tidak demikian maka kita (pemerintah kota) akan dirugikan karena terjadi pengurangan formasi terutama para pendidik (guru), sementara kita masih sangat kekurangan tenaga pendidik di lingkungan kota Jayapura,” kata Asmuruf mengakhiri pembicaraan.

***

Kestabilan Perekonomian
Sementara itu di lain tempat Kepala Dinas Ketenagakerjaan kota
Jayapura Sabar Simbolon SE, terkait membludaknya pencaker di kota Jayapura mengungkapkan bahwa jumlah pencari kerja di kota Jayapura yang semakin meluap, menjadi salah satu permasalahan krusial bagi pemerintah kota. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain migrasi besar-besaran ke kota Jayapura, laju pertumbuhan penduduk, investor yang masih kurang, inflasi yang berfluktuasi, serta pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil.

Unemployment (Pengangguran terbuka)
Pengurusan kartu pencari kerja yang marak saat penerimaan formasi CPNS setiap tahunnya menjadi salah satu indikasi dan dasar perhitungan jumlah pengangguran di kota Jayapura. Menurut Sabar Simbolon jumlah pencari kerja untuk kota Jayapura tahun 2008 sampai dengan tanggal 16 Februari 2009 tercatat sebanyak 23.500 pencari kerja, namun jumlah ini belum dapat divonis sebagai total pengangguran terbuka (Open unemployment) secara keseluruhan. Angka ini masih bisa diklasifikasikan berdasarkan status pencari kerja, yaitu : pencaker yang benar-benar menganggur atau pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 17.000 pencaker, dan sisanya pencaker yang saat ini sedang bekerja baik dari sektor informal, maupun swasta. Jumlah pencaker tahun 2008 ini menunjukkan kenaikan 10 % dibanding tahun 2007. “Dari data ini 60 %-nya merupakan lulusan SLTA, sementara kenaikannya merupakan pencaker yang lulus pada tahun 2008, baik SLTA maupun perguruan tinggi, serta pencari kerja dari derah lain yang berduyun-duyun datang ke kota Jayapura, ” ungkap Sabar Simbolon.

Pencaker Asli Papua
Disnaker sendiri mengklasifikasikan pencaker yang berasal dari luar dengan penduduk asli Papua
Sampai dengan tanggal 16 Februari Disnaker mencatat data pencari kerja untuk orang Papua asli sebanyak 20.304 orang yang terdiri atas 11.990 laki-laki dan 8.314 perempuan. Dengan demikian pencaker yang berasal dari luar Papua di kota Jayapura sebanyak 3.196 orang. Dapat disimpulkan bahwa Pencaker asli orang Papua masih mendominasi jumlah pencaker di kota Jayapura yang mencapai 86% sedangkan sisanya berasal dari warga pendatang.

Tidak menjanjikan
Terkait soal fenomena banyaknya pencari kerja yang berlomba-lomba mendaftar CPNS, menurut Sabar Simbolon hal ini cukup mengherankan. ” Ditinjau dari segi penghasilan menjadi seorang PNS bukanlah pekerjaan yang menjanjikan, apalagi jika mereka tidak mempunyai pendapatan dari sektor lain, maka taraf ekonomi mereka tidak jauh beda dengan pekerja lainnya (Swasta atau Informal),” kata Sabar.

Alternatif
Menurut Sabar Simbolon cukup banyak alternatif yang disediakan pemerintah untuk menekan angka pengangguran misalnya pelatihan bahasa inggris, dan komputer, tata rias, driver yang nantinya dapat langsung terserap pada lapangan kerja yang membutuhkan. Selain itu pemerintah juga telah menggalakkan program padat karya, walaupun semuanya itu masih sering terbentur pada masalah pembiayaan. “Papua sebenarnya sangat luas dan punya potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan wira usaha sehingga pencari kerja yang tidak lulus CPNS tidak perlu bersikap stagnan atau apatis,” himbau Sabar. (foja OruCR 2-PatCR 8).